Ternyata penelusuran kali ini volimaniak mengarah pada olahraga lari, perlu anda ketahui bahwa ternyata atletik lari ini memiliki dampak positif dan negatif. Untuk Lebih jelasnya sesuai postingan volimaniak kali ini mengenai 6 Dampak Lari Terhadap Kaum Wanita, Dari penelusuran kali ini saya tiba-tiba saya tertuju pada sebuah web lari, dari sana saya melihat berita yang unik ini. semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan anda dalam bidang olahraga.yuk kita simak infonya.
Penulis best-seller John Gray mengatakan bahwa pria dan wanita berasal dari planet yang berbeda. Jadi mengapa semua pelatih dan buku panduan olahraga lari memberikan hanya satu aturan sebagai pendekatan yang sama dalam latihan?
Sebagai seorang perempuan, berikut adalah 6 hal umum yang perlu kita ketahui tentang berlari dan efeknya pada tubuh perempuan seperti yang dijelaskan oleh Dr. Jason Karp, seorang ahli fisiologi olahraga dan salah satu ahli lari terkemuka di Amerika Serikat, serta penerima penghargaan the President’s Council on Fitness 2014 dan penghargaan Sports & Nutrition Community Leadership.
6 Dampak Lari Terhadap Kaum Wanita
Estrogen
Estrogen adalah hal terbesar yang membedakan wanita dengan pelari pria di sekitar kita saat lomba. Estrogen adalah hormon kuat yang mempengaruhi banyak aspek fisiologi perempuan, dari metabolisme, penyimpanan glikogen, fungsi paru-paru, dan kesehatan tulang. Ini merupakan hormon yang berguna bagi pelari, ketika tubuh wanita sedang memproduksi estrogen dengan level tinggi (sesaat sebelum ovulasi pada akhir fase folikuler dari siklus menstruasi) merupakan saat yang paling baik untuk fokus pada latihan berat dan lomba.
Masalah Menstruasi
Pelari perempuan yang berlatih keras dan memiliki persentase lemak tubuh rendah seringkali mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak ada sama sekali, yang dapat mengurangi kadar estrogen dalam tubuh. Gangguan pada siklus menstruasi dapat menurunkan kepadatan mineral dalam tulang kita, sehingga meningkatkan resiko osteoporosis dan fraktur stres. Estrogen sangat penting dalam memfasilitasi penyerapan kalsium ke dalam tulang. Pelari wanita dengan menstruasi yang tidak teratur atau tidak ada akan memiliki kepadatan tulang yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang memiliki siklus menstruasi teratur, bahkan bila dibandingkan dengan wanita yang bukan pelari.
Pelari wanita yang mengalami masalah menstruasi disarankan untuk menguatkan tulang dan mencegah fraktur stress dengan bantuan suplemen, seperti tambahan asupan kalsium dan vitamin D, serta latihan kekuatan. Kita juga mungkin dapat menggunakan kontrasepsi oral, yang dapat memberi asupan estrogen. Namun pastikan untuk mengunjungi dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan apapun.
Pendarahan
Jika kita mengeluarkan darah yang sangat banyak saat menstruasi, kadar hemoglobin darah kita dapat menurun dan dapat berdampak negatif terhadap kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen dalam darah. Karena zat besi merupakan komponen penting dari hemoglobin, pendarahan dapat mengakibatkan hilangnya zat besi. Jika hal ini terjadi, kita mungkin perlu melengkapi diet normal kita dengan mengkonsumsi asupan zat besi. Banyak pelari perempuan mengalami anemia atletik (kadar zat besi dalam darah menjadi rendah karena aktivitas fisik), terutama jika mereka kehilangan banyak darah saat menstruasi. Anemia atletik sangat umum di kalangan pelari perempuan, terutama yang berlatih di daratan ketinggian (altitude).
Suhu Tubuh
Suhu tubuh berubah secara berirama sepanjang siklus menstruasi dan memuncak selama fase luteal sebagai reaksi untuk menanggapi lonjakan hormone progesteron. Progesteron bekerja pada bagian hipotalamus dari otak (pusat kontrol suhu), yang meningkatkan suhu dasar. Suhu tubuh yang lebih tinggi selama fase luteal membuat kita lebih sulit berlari di cuaca panas. Itu sebabnya terkadang ada lomba yang terasa lebih sulit diselesaikan dibandingkan lomba lainnya walaupun tidak ada perbedaan dalam jarak dan persiapan yang kita lakukan.
Kehamilan dan Berlari
Bagi sebagian pelari perempuan, berlari dalam dua trismeter pertama masa kehamilan merupakan sesuatu yang tidak berbahaya bagi kesehatan, bahkan membantu mereka merasa lebih sehat. Keluhan umum kehamilan seperti mual, mulas, insomnia, munculnya urat nadi varises, dan kram kaki ditemukan berkurang pada perempuan yang tetap aktif selama hamil. Latihan selama kehamilan juga telah dikaitkan dengan penurunan resiko terkena komplikasi kehamilan tertentu, termasuk preeklamsia, kehamilan induksi, hipertensi, dan diabetes gestasional. Ada beberapa kondisi medis yang dapat melarang kita dari berlari dan lomba saat hamil, seperti penyakit jantung yang signifikan dan paru-paru, pendarahan yang terus menerus pada trimester kedua dan ketiga, serta pecahnya membran.
Metabolisme
Perempuan lebih mengandalkan lemak daripada karbohidrat saat berlari dalam kecepatan yang sama. Karena persediaan karbohidrat dalam tubuh kita terbatas, perbedaan metabolisme antara laki-laki dan perempuan memberikan pelari perempuan keuntungan karena akan memberikan daya tahan yang lebih lama akibat kebutuhan yang lebih besar untuk mengatur karbohidrat dan menggunakan lebih banyak lemak.
0 Komentar untuk "6 Dampak Lari Terhadap Kaum Wanita"